Yasinan: Bid’ah yang Dianggap Sunnah

Posted: 9 April 2009 in BID'AH, Bid'ah Yasinan

“Ayo pak kita yasinan di rumahnya pak RT!” Kegiatan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat kita ini biasanya diisi dengan membaca surat Yasin secara bersama-sama. Mereka bermaksud mengirim pahala bacaan tersebut kepada si mayit untuk meringankan penderitaannya. Timbang-timbang, daripada berkumpul untuk bermain catur, kartu apalagi berjudi, kan lebih baik digunakan untuk membaca Al-Qur’an (khususnya surat Yasin). Memang sepintas jika dipertimbangkan menurut akal pernyataan itu benar namun kalau dicermati lagi ternyata ini merupakan kekeliruan.

Al-Qur’an untuk Orang Hidup

Al-Qur’an diturunkan Alloh Ta’ala kepada Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, kabar gembira dan peringatan. Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya, merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan dan berhukum dengannya.

Hikmah ini tidak akan diperoleh seseorang yang sudah mati. Bahkan mendengar saja mereka tidak mampu. “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang mati itu mendengar.” (Terjemah An-Nahl: 80). Alloh Ta’ala juga berfirman di dalam surat Yasin tentang hikmah tersebut yang artinya, “Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan supaya dia memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup.” (Yasin: 69-70). Alloh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya seseorang itu tidak akan menanggung dosa seseorang yang lain dan bahwasanya manusia tidak akan memperolehi ganjaran melainkan apa yang telah ia kerjakan.” (An-Najm: 38-39).

Berkata Al-Hafizh Imam Ibnu Katsir rohimahulloh: “Melalui ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rohimahulloh dan para pengikutnya menetapkan bahwa pahala bacaan (Al-Qur’an) dan hadiah pahala tidak sampai kepada orang yang mati, karena bacaan tersebut bukan dari amal mereka dan bukan usaha mereka. Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkan umatnya, mendesak mereka untuk melakukan perkara tersebut dan tidak pula menunjuk hal tersebut (menghadiahkan bacaan kepada orang yang mati) walaupun hanya dengan sebuah dalil pun.”

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan surat Yasin jika dibaca secara khusus tidak dapat dijadikan hujjah. Membaca surat Yasin pada malam tertentu, saat menjelang atau sesudah kematian seseorang tidak pernah dituntunkan oleh syari’at Islam. Bahkan SELURUH hadits yang menyebutkan tentang keutamaan membaca Yasin tidak ada yang sahih sebagaimana ditegaskan oleh Al Imam Ad Daruquthni.

Islam telah menunjukkan hal yang dapat dilakukan oleh mereka yang telah ditinggal mati oleh teman, kerabat atau keluarganya yaitu dengan mendo’akannya agar segala dosa mereka diampuni dan ditempatkan di surga Alloh subhanahu wa ta’ala. Sedangkan jika yang meninggal adalah orang tua, maka termasuk amal yang tidak terputus dari orang tua adalah do’a anak yang sholih karena anak termasuk hasil usaha seseorang semasa di dunia.

Biar Sederhana yang Penting Ada Tuntunannya

Jadi, tidak perlu repot-repot mengadakan kenduri, yasinan dan perbuatan lainnya yang tidak ada tuntunannya dari Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam. Bahkan apabila dikaitkan dengan waktu malam Jum’at, maka ada larangan khusus dari Rosululloh shollalohu’alaihi wa sallam yakni seperti yang termaktub dalam sabdanya, “Dari Abu Hurairah, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam: Janganlah kamu khususkan malam Jum’at untuk melakukan ibadah yang tidak dilakukan pada malam-malam yang lain.” (HR. Muslim).

Bukankah lebih baik beribadah sedikit namun ada dalilnya dan istiqomah mengerjakannya dibanding banyak beribadah tapi sia-sia? Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beramal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka ia tertolak.” (HR. Muslim).

Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala melindungi kita semua dari hal-hal yang menjerumuskan kita ke dalam kebinasaan. Wallohu a’lam bishshowab.

Komentar
  1. MQ berkata:

    Ass. ikhwan yang sy hormati. permasalahan umat yang lebih besar masih banyak yang perlu dipecahkan dari pada mengomentari masalh ikhtilaf.

    • abuyahya8211 berkata:

      Wa’alaykumssalam warohmatulloh wabarokatuh..

      ini bukan masalah ikhtilaf ya akhi..

      Kalau dipaksa dikatakan ikhtilah, ya ikhtilaf antara SUNNAH DAN BID’AH atau ikhtilaf antara AL HAQ DAN AL BATIL, dst..

  2. Abu Fauzil berkata:

    Wa’alaykummussalam warahmatullohi wabarakatuh

    ya.. akh MQ …
    1. ini bukan ihtilaf , jika ihtilaf sama2 berdasar dalil yg shahih .. namun ada perbedaan
    namun masalah ini tdk ada dalilnya yg shahih.. bahkan telah datang hujjah dalil yg rajih & shahih.. maka msalah bacaan Yasin adalah Bid’ah

    2. Adakah msalah yg lebih besar , setelah Syirik selain Bid’ah .. karena :
    – membuat syariat baru
    – menuduh Rasulullah berkhianat , tdk menyampaikan semua wahyu
    – kullu (semua) bid’atin dholalah.. kullu dholalah fii naar.. dimana Alloh Ta’ala memberi ancaman yg sangat berat

    3. Bagaimana mungkin kaum muslimin BERSATU jika masih melakukan bid’ah & memiliki manhaj yg bermacam2 bukannya manhajny Rasulullah dan para shahabatnya ridwana ajmain

    wassalam,

  3. islamic bekasi berkata:

    tolong baca penjelasan di blog saya syukron

  4. bang danny berkata:

    jangan merasa benar sendiri…dan gampang membid’ahkan sesuatu Yasiin, maulid dsb, memang yassin adalah alqur’an untuk orang yang hidup, kalau anda berdo’a kan misalnya waktu kematian keluarga anda kan ngambilnya dari Qur’an juga ..kenapa baca yassin bid’ah….sebelum anda berkomentar sebaiknya anada belajar/ ngaji dulu yg benar baru berkomentar ,kalau hanya sekedar menyalin atau mendengar dari orang lain kan nggak benar/asal2an …tahukah anda bahwa komentar anda menjurus ke perpecahan umat, kl nggak suka yassin ya sudah ndak apa apa..diam aja.\ kan lebih baik.kalu mau kritik kenapa nggak ahmadiyah aja yg sudah terang2an SESAT…

    • abuyahya8211 berkata:

      bismillah..
      pertama, sepanjang hati kita ikhlas & berazam dg sungguh2 untuk mencari sebuah kebenaran, dengan tidak menjadikan banyaknya orang sebagai ukuran kebenaran, kemudian mengembalikan semua perbedaan kepada Al-quran dan Sunnah sebagaimana yang dipahami oleh salafusholeh, niscaya insyAlloh antum akan mendapati kebenaran pada pembahasan di atas.

      kemudian berkaitan dengan pernyataan antum, jangan merasa benar sendiri… & jangan gampang membid’ahkan…
      maka kita kembalikan saja kepada ilmu, apakah amalan2 tersebut (yasinan) sebagaimana banyak yg diamalkan orang2 sekarang pernah di contohkan oleh Nabi dan para Sahabatnya?? tentu jawabnya TIDAK, kemudian apakah antum merasa telah beramal yang lebih baik daripada Nabi dan para Sahabatnya?? apakah antum juga akan menuduh Nabi dan para Sahabatnya telah menyembunyikan kebaikan??

      Bahkan kata bid’ah ini, Nabi-lah pertama kali yang mencontohkannya, bahkan di ulang2 setiap sebekum memberikan ceramah2-Nya, begitupula dengan para Sahabat Nabi..

    • Andan, Pulau Bintan berkata:

      Betul kata kang Danny, sebegitu gampang nya membidahkan orang, semua itu kita serahkan kepada Allah SWT, kalau semua sedikit2 bidah, gimana dengan orang yang yang berdakwah lewat Face Book, Radio, TV dan semacamnya yang di jaman Nabi belum ada, apa lagi perubahan2 tempat Haji yang ada di Mekah yang sekarang begitu nyaman dan sejuknya berhawa dingin tidak saat seperti zaman nya Rasul kita dulu, aduh janganlah merasa benar sendiri lebih baik kita beribadah dengan semampu kita semua kita serahkan kepada Allah. Dulu da’i-da’i kita telah berjuang mati-matian menyebarkan Tauhid dan mengislamkan orang-orang kafir, namun kenapa sekarang orang yang sudah Islam malah justru dikafir-kafirkan dan dituduh bidah? Bukankah kita hanya diwajibkan menghukumi sesuatu dari yang tampak saja? Sedangkan masalah batin biarkan Allah yang menghukumi nanti. Kita sama sekali tidak diperintahkan untuk membelah dada setiap manusia agar mengetahui kadar iman yang dimiliki setiap orang. Amin segala puji hanya bagi Allah.

      • abuyahya8211 berkata:

        Bahwa amalan diterima atau tidak oleh Alloh itu memang hanya Alloh yang mengetahui. TAPI perlu anda ketahui, bahwa agama ini telah sempurna, yang mana Alloh mengutus Nabi Muhammad dalam menyampaikan wahyu kepada umat manusia telah paripurna, tidak satu amal baikpun melainkan telah Nabi sampaikan dan tidak ada amal jelekpun melainkan sudah Nabi peringatkan.

        Kesimpulan, bahwa ibadah itu sifatnya taufiqiyah, kita tidak beribadah melainkan melalui apa yang telah dituntunkan oleh Nabi.

        Jadi, jika seorang telah IKHLAS DAN SESUAI TUNTUNAN NABI DALAM BERIBADAH maka baru kita katakan setelah itu BAHWA URUSAN DITERIMA APA TIDAK ITU HAK ALLOH.

        Iya, internet, Face Book, Radio, TV dan semacamnya adalah bid’ah (perkara baru) tetapi secara bahasa. dalam hal ini Nabi-pun memberikan kebebasan & keleluasaan ” kalian adalah lebih tau dalam urusan dunia kalian “. ketika semua dikaitkan dg ibadah, yakni untuk berdakwah maka inilah yang dimaksud dengan mashalihul mursalah/ perkara2 yang keberadaannya justru bermanfaat dalam rangka menyebarkan syariat, DENGAN TIDAK MERUBAH SEDIKITPUN HAKIKAT SYARIAT

        Adapun bid’ah yg dimaksud dalam hadist, “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).
        yaitu perkara baru yg diada-adakan dalam perkara AGAMA

        Baca selengkapnya di;
        PERKATAAN MEREKA : “KALAU TIDAK MAU BID’AH, MAKA PERGI HAJI PAKAI ONTA SAJA”

  5. indra berkata:

    bismillah…
    repot banget,mau ibadah contoh aja Nabi dan sahabatnya.uda sempurna..jgn ditambahin budaya kedalamnya bang..banyakan ngarangnya…besok bikin aja zikir akbar didepan kubur….

  6. anto berkata:

    Yang sudah dicontohkan nabi dan para sahabat sudah begitu banyak, dan kita sdh kewalahan untuk mengamalkannya, ya ngaoain ditambah dg amalan yg kaga ada contohnya. bukankah ada ayat yg mengatakan sdh ada contoh dan tauladan terbaik dari rosululloh, untuk apa nambah2, yasinan diamalkan dg giat tetapi jamaah sholat isya’ ditingga;kan, dimana letak pemahaman di sini .

  7. khofiful berkata:

    Boleh beda pendapat bahkan merasa paling benar, namun jangan pernah menyalahkan yang lain, karena sama2 berdasar…kalau pengen tahu pasti apakah nyampek tidak do’a untuk yang mati…maka matilah dulu baru bisa komentar… pegangi keyakinan anda, tanpa menyalahkan keyakinan orang lain, okey brow..!!

    • abuyahya8211 berkata:

      Kami jawab, dengan Al Qur’an dan Sunnah :

      Terlalu banyak firman Allah dan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang memerintahkan kita untuk berhukum dengan Qur’an dan Sunnah ketika terjadi perselisihan. Allah Ta’ala berfirman:

      فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

      “Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa: 59)

      Allah Ta’ala berfirman:

      وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ

      “Tentang sesuatu yang kalian perselisihkan maka kembalikan putusannya kepada Allah” (QS. Asy Syura: 10)

      Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

      فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

      “Sesungguhnya sepeninggalku akan terjadi banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin. Peganglah ia erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Abu Daud 4607, Ibnu Majah 42, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud )

      Jelas sekali bahwa jika ada perselisihan maka solusinya adalah kembali kepada dalil, dan tentunya dipahami dengan pehamaman generasi terbaik umat Islam yaitu sahabat Nabi, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Maka tidak tepat sebagian orang yang jika ada perselisihan selalu menuntut toleransi terhadap semua pendapat, seolah semua pendapat itu benar semua, dan semuanya halal, hanya dengan dalih ‘ini khan khilafiyyah‘.

      Wallohua’lam

      • fay berkata:

        Rasulullah saw bersabda :
        “Bacakanlah syrat yasin kepada orang-orang yang meninggal dunia di anatara kalian” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

        “Surat yasin adalah jantung Al Qur’an, tidaklah seseorang membacanya karena mengharapkan (keridhaan) Allah Tabaaraka wa ta’ala dan negeri akhirat, melainkan Allah mengampuninya. Dan bacakanlah yasin kepada orang-orang yang meninggal dunia diantara kalian” (HR Ahmad)

        Imam Tabrani dan Imam Baihaqi meriwayatkan bahwa Sayidina Abdullah bin Umar r.a. berkata. “Aku mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda” :
        “Jika salah seorang diantara kalian meninggal dunia, maka jangan tahanjenazahnya, segera bawa dia ke kuburnya dan bacakanlah surat Al Fatihah di dekat kepalanya dan penutup surat Al Baqarah di dekat kakinya, di makamnya” ( HR Thabrani dan Baihaqi)

      • abuyahya8211 berkata:

        Sesungguhnya Alloh telah menurunkan Al Qur’an dan yang semisalnya ( As Sunnah ), dan kita harus yakin kedua wahyu tersebut akan terus terjaga kemurniannya hingga hari kiamat. Sehingga tidaklah muncul suatu kaum hendak merubah kedua wahyu ( Al Qur’an dan As Sunnah ) niscaya Alloh akan menurunkan bala tentaranya untuk menjaga dan mengembalikan kemurniannya.

        Termasuk dalam perkara ini adalah hadist2 ttg keutamaan surat yasin, para Ulama mengatakan diantaranya imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Semua hadits yang mengatakan, barangsiapa membaca surat ini/ yasin akan diberikan ganjaran begini dan begitu SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU. Sesungguhnya orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah mengakuinya sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu adalah agar manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur’an) dan menjauhkan mereka dari isi Al-Qur’an yang lain, juga kitab-kitab selain Al-Qur’an. (Periksa: Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha’if, hal. 113-115)

  8. gusbaster berkata:

    waduh kalo maen tuduh palsu, bid’ah, paling benar, paling tau, gak ikut ikutlah. duh gusti, nyuwun pangapuro.

    • abuyahya8211 berkata:

      kalau kita begini,

      WADUH KALAU MERASA LEBIH BAIK DARI SYARIAT NABI, MEMBUAT SYARIAT BARU DENGAN MENGATAS NAMAKAN ISLAM, MERASA LEBIH ALIM DARI NABI DAN PARA SAHABAT.

      YA ALLOH..
      TUNTUNLAH SELALU HAMBAMU DI ATAS SYARIAT YG TELAH ENGKAU TURUNKAN KEPADA MUHAMMAD, HINGGA YAUMIL QIYAMAH

  9. Ibnu Ahmad berkata:

    Assalamu’alaikum!Ya akhi….duluan mana ?Lahir anda dengan ulama yg menyebarkan islam di tanah air ini,…………….sdah berabad-abad Islam diindonesia penuh kedamaian dengan berbagai acara dan tradisi….lah kok anda banyak mengungkapkan sedikit-dikit bid’ah2,sahabat Nabi Saw. itu banyak sekali antara sahabat Nabi Saw.yg satu dengan yang lain semuanya itu mendapatkan wulang reh (nasihat)dari Nabi Saw.

    • abuyahya8211 berkata:

      Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh

      Kebenaran tidaklah diukur dari siapa yg lahir duluan, tetapi kebenaran adalah yg datang dari Al Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para Sahabat.

      Abu lahab juga lahir duluan, bahkan hidup pada zaman nabi, apakah pasti jaminan ?

      Pernahkan Nabi dan para Sahabat-Nya, serta para imam2 madzab berkumpul2 ‘yasinan’ ??
      SEANDAINYA ITU SEBUAH KEBAIKAN TENTU MEREKA PASTI MENDAHULUI KITA

  10. aisyah berkata:

    Saya dibesarkan di lingkungan muhamadiayh tapi tidak kental banget, waktu kuiah pernah kut hisbuth tahrir dan kumpul sama teman2 kader PKS, sy SMU di yayasan NU (namun asal lewat aja, budaya Nu tdk sy dalami banget). dan setelah nikah sy dapat orang NU setelah sekitar setengah tahun sy di lingkungan keluarga dan perkampungan NU, sy kaget ternyata beda banget dengan ajaran yg selama ini lingkungan sy anut (tahlilan, nentuin hari baik, slametan sebelum bangun rumah sekaligus hari baik dan paling pertama kali setelah nikah kunjungin kiai kok mencium tangan nya sampek segitu nya, sy saampai risih dan rasa aneh).
    Iya setelah perjalan selama hidup saya menyinggahi islam dari beberapa aliran, ajaran yg terlalu banyak bid ah ini, yg tdk sreg di hati dan logika saya,

    barusan sy berdebat dengan suami tentang ini, ya saya juga mengikutkan hadist2 dan ayat quran yg abuyahya8211 tulis disini, ya jawabannya seperti komentar diatas2, dan ngga mau kalah sama saya.(namun dia seperti kehabisan jawaban krn ya mereka ikut2an lingkungan, tapi tidk mau ngalah dan menerima ilmu ini, walaupun sepertnya dia juga sudah kalah dengan pendapat sya), tapi sy tetap ngga mau kalah juga… hehee sampai agak memanas tadi..

    saya minta tolong gimana menyadarkan suami dan lingkungan keluarganya (minimal suami saya saja dulu). saya istri gimana kalo imam saya salah, saya ngga pingin keluarga dekat sy salah jalur, gimana ya cara sy nyadarkan suami sy??

    • abuyahya8211 berkata:

      Pertama yang harus kita yakini adalah, BAHWA HIDAYAH ITU SEMATA-MATA DATANGNYA DARI ALLOH SUBHANAHU WATA’ALA!!!
      Kemudian, Hidayah Alloh tidaklah turun dengan cuma-cuma melainkan harus dicari dan dikejar dengan penuh kesungguhan.

      Diantara jalan2 menuju kepada hidayah;
      – berdo’a & senantiasa mengikhlaskan amalan hanya untuk Alloh Subhanahu wata’ala
      – berbekal ilmu dan menyertainya dengan kesabaran
      – tunjukkan akhlaqul karimah anda sebagai seorang istri
      – nasehati suami anda dengan ilmu, lemah lembut dan jauhkan kesan menggurui/ cari menangnya sendiri
      – lingkungan dan teman2 bergaul juga sangat berpengaruh kepada agama seseorang

      Demikian secara ringkas nasehat dari kami, sekali lagi kami ingatkan SENANTIASA HADIRKAN KEIKHLASAN DALAM HATI ANDA, dengannya akan terasa ringan cobaan dan dengannya pula kita akan terjauhkan dari sifat ujub..

      wallohua’lam

  11. aisyah berkata:

    logika saya budaya tahlilan itu mirip slametan di budaya jawa kuno, sepertinya budaya tahlilan itu akulturasi (penggabungan budaya jawa dan islam) mungkin penyebar agama islam di jawa dulunya menggabungkan budaya ini agar bisa lebih diterima orang2 indonesia khususnya jawa.
    karena setahu saya islam di luar negri tidak ada budaya tahlilan atau yasinan dan lain2. Mungkin abuyahya memang harus pelan2 dan bersabar dalam memberi pencerahan, karena budaya ini udah ada beratus2tahun yang lalu mungkin sejak zaman wali songo kali yaa.. jad yaa sudah berakar dan bernak pinak, cucu, cicit… itu pendapat saya. makasih.

  12. aisyah berkata:

    oh iya apakah kalao keluarga suami saya ngadain haul , tahlilan dll. saya boleh ya ngga ikut, tapi sebenarnya kasihan suami sy juga, karena istri2 saudara2 suami sy pada NU semua. jadi kalau saya ngga ikut, suami saya sendirian, kalo dipikir kasihan juga suami saya. tp yng penting giman nyadarinnya yaa? dan giman hukumnya bila saya bersikap seperti ini pada suami saya? saya dosa ato gimana/

    • abuyahya8211 berkata:

      Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari (13/203 Fath), Imam Muslim (6/15), Imam Abu Dawud (2625), Imam Nasa’i (12/187), Ath-Thayalisi (109) dan Imam Ahmad (1/93) dari Ali radiallahu anhu:

      “Tiada kewajiban untuk taat (kepada seseorang) yang memerintahkan untuk durhaka kepada Allah Subhanahu wata’ala. Kewajiban taat hanya pada hal yang ma’ruf.”

      hanya saja, untuk mengingkari harus bener2 dipertimbangkan mashlahat dan madhorot, dalam hal ini anda-lah yang paling tau…

      Ajaklah suami untuk selalu menggali dan membahas ilmu, terlebih suami adalah seorang kepala rumah tangga, yang akan dipertanggung jawabkan kelak di sisi Alloh subhanahu wata’ala

  13. fia berkata:

    mau tanya ustad, di kampung saya diadakan yasinan tiap malam kamis dan stlh itu tadarus alquran meski cuma beberapa ayat dan diisi dgn pengajian, hikimnya gmn ya??
    kalau membaca yasin dan dikhususkan untuk orang yang masih hidup hukumnya gmn???
    makasih….

    • abuyahya8211 berkata:

      Kenapa harus yasin saja ?? kenapa gak yg lainnya…
      barangkali pertanyaan itu yg patut diajukan. maka jawabnya tidak lain karena mereka mendasarkan amalan itu kepada beberapa hadist, yg kebetulan ternyata hampir semua hadist yg berbicara ttg fadhilah2 surat yasin adalah dhoif, dan yg demikian tidak boleh kita mengamalkan.

      adapun tadarus & pengajian maka hal itu tidak mengapa selama tidak meyakini ada fadhilah2 tertentu pada hari2 tertentu kecuali telah datang dalil yg shohih yg menjelaskannya

      sekali lagi membaca surat yasin adalah sebagaimana membaca surat2 lainnya dalam Al Qur’an

      • surya berkata:

        Assalamualaikum..
        Membaca surat yasin biasanya di khususkan pd hari jumat itu adalah bid’ah krn tdk ada tuntunannya dr rasulullah saw. Dan itu sdh dijelaskan panjang lebar oleh ustadz abu yahya.
        Jika itu baik, sdh tentulah rasulullah saw dan para sahabatnya melakukan wirit yasinan tersebut. Maka dr itu kt tdk boleh2 pandai2an dan menambah2i suatu perkara dlm ibadah.
        Utk Mas mas yg masih melakukan wirit yasinan, tahukah sewaktu anda melakukan bid’ah syari’at siapa yg sdg kalian selisihi.. Cukuplah kt berpegang pd al-qur’an dan sunnah. Jgn kt tambah2i lg tanpa ada dalilnya. Jgn lah beribadah pakai hawa nafsu yg menurut anda itu baik.
        Mari kt semua berpegang pd al-qur’an dan sunnah.