RAHASIA DAHSYAT ISTIGHFAR

Posted: 28 November 2013 in Istiqomah, Zuhud & Tawadhu'

batu karangSaudara-saudariku, seorang laki-laki pernah menemui Syaikh Bin Baz rahimahullahu ta’ala dan berkata kepada beliau, “Wahai Syaikh, sudah 7 tahun aku belum juga dikaruniai anak.”

Tidaklah Syaikh mewasiatkan kepadanya kecuali dengan satu kalimat saja, “Perbanyaklah istighfar.”

Sungguh, setelah setahun berlalu, lelaki ini datang lagi kepada Syaikh Bin Baz untuk mengabarkan kepada beliau, bahwa istrinya sedang hamil.

***

Hasan al-Bashri rahimahullahu ta’ala pernah didatangi seorang laki-laki. Orang tersebut mengadu kepada al-Hasan, “Langit belum juga menurunkan hujan.”

Berkata al-Hasan: “Perbanyaklah istighfar.”

Lalu datang lagi seorang yang lain untuk mengadukan kefakirannya.

“Perbanyaklah istighfar,” ucap Hasan al-Bashri.

Kemudian datang lagi seorang yang lain dan berkata kepada al-Hasan, “Istriku mandul tidak bisa memiliki anak”

“Perbanyaklah istighfar,” jawab al-Hasan.

Mendengar jawaban-jawaban Hasan al-Bashri kepada setiap yang mengadukan kondisinya, orang-orang di tempat itu pun bertanya kepada beliau rahimahullah, “Apakah engkau selalu mengucapkan ‘perbanyaklah istighfar’ kepada setiap orang yang datang (mengadu) kepadamu?”

Hasan al-Bashri lantas berkata kepada mereka, “Tidakkah kalian membaca firman Allah subhaanahu wa ta’ala, 

                              فقُلْتُ اسْتغْفِرُوا ربّكُمْ إِنّهُ كان غفّارا يُرْسِلِ السّماء عليْكُمْ مِدْرارا ويُمْدِدْكُمْ بِأمْوالٍ وبنِين ويجْعلْ لكُمْ جنّاتٍ ويجْعلْ لكُمْ أنْهارا

“Maka aku katakan kepada mereka; ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai’” (Q.S. Nuh: 10-12)

Allahu akbar! Saudara-saudariku, semua ini barulah kenikmatan dunia. Maka bagaimana lagi dengan yang di akhirat? Tidakkah cukup bagi kita, bahwa istighfar itu mampu menghindarkan seorang muslim dari adzab?

Sesungguhnya ada dua hal yang membuat seseorang selamat dari adzab Allah.

Pertama, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam (yakni kehadiran Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam di antara suatu kaum).  Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka” (Q.S. Al-Anfal: 33).

Berkata Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma tentang ayat ini. “Allah tidak akan mengadzab penduduk suatu negeri sampai Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang beriman keluar dari negeri tersebut.” Kedua, istighfar (yaitu, orang-orang yang senantiasa memohon ampun kepada Allah). Firman Allah subhaanahu wa ta’ala,

وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” (Q.S. Al-Anfal: 33).

***

Maka mulai kini, jangan pernah kalian tinggalkan istighfar, wahai saudara-saudariku yang mulia. Karena untuk yang demikian itu, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طوبى لمن وجد في صحيفته استغفاراً كثيراً 

“Berbahagialah mereka yang mendapati lembaran-lembaran amalnya dipenuhi dengan istighfar yang banyak.” (H.r. Ibnu Majah, An-Nasa’i, dan Ath-Thabrani.)

Tak perlu kita malu dan ragu untuk membiasakan lisan beristighfar, saudara-saudariku. Mulailah dari diri kita sendiri, tanpa harus dilihat orang lain. Ucapkanlah, “astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.”

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga beliau, dan para sahabatnya.

*Diterjemahkan dari video berbahasa Arab, kiriman dari seorang kawan Nigeria hafizhahallaah, dengan tambahan seperlunya.

** Referensi:

– Al-Qur’an Al-Karim cetakan Madinah

– http://islamweb.net

Diselesaikan di Riyadh, KSA, 2 Muharram 1435 H / 6 November 2013

Verawaty Lihawa 

Komentar ditutup.