Archive for the ‘TAZKIYATUN NUFUS’ Category

batu karangSaudara-saudariku, seorang laki-laki pernah menemui Syaikh Bin Baz rahimahullahu ta’ala dan berkata kepada beliau, “Wahai Syaikh, sudah 7 tahun aku belum juga dikaruniai anak.”

Tidaklah Syaikh mewasiatkan kepadanya kecuali dengan satu kalimat saja, “Perbanyaklah istighfar.”

Sungguh, setelah setahun berlalu, lelaki ini datang lagi kepada Syaikh Bin Baz untuk mengabarkan kepada beliau, bahwa istrinya sedang hamil.

(lebih…)

Al-Haur ba’da al-Kaur
Mengapa Hatiku Menjadi Keras…?
Abu Abdirrahman Ibrahim bin Abdullah al-Mazaru’i

Sesungguhnya fenomena berpaling dari komitmen pada agama ini sungguh telah menyebar di kalangan kaum muslimin. Berapa banyak manusia mengeluh akan kerasnya hati setelah sebelumnya tentram dengan berdzikir pada Allah, dan taat kepada-Nya. Dan berapa banyak dari orang-orang yang dulu beriltizam (komitmen pada agama) berkata, “Tidak aku temukan lezatnya ibadah sebagaimana dulu aku merasakannya”, yang lain bekata, “Bacaan al-qur’an tidak membekas dalam jiwaku”, dan yang lain juga berkata, “Aku jatuh ke dalam kemaksiatan dengan mudah”, padahal dulu ia takut berbuat maksiat. (lebih…)

galauoleh Abu Mas’ud Abdurrahman Jarot Al-Magetaniy (pengajar SDIT Darul Arqam Surabaya)

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan insan dengan setiap pernak-pernik dan problema. Termasuk ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hamba adalah menjadikan setiap insan mengalami rasa risau dan galau. Ya, galau. Suatu kata yang sangat populer di telinga kita.

Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman : (lebih…)

zakat2

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Betapa banyak orang yang terkesima dengan kilauan harta orang lain. Tidak pernah merasa cukup dengan harta yang ia miliki. Jika sudah mendapatkan suatu materi dunia, dia ingin terus mendapatkan yang lebih. Jika baru mendapatkan motor, dia ingin mendapatkan mobil kijang. Jika sudah memiliki mobil kijang, dia ingin mendapatkan mobil sedan. Dan seterusnya sampai pesawat pun dia inginkan. Itulah watak manusia yang tidak pernah puas. (lebih…)

Prolog

Mungkin seorang laki-laki paruh baya berkata,

“saya hidup bahagia sekarang, punya istri yang cantik, anak yang lucu dan pintar, punya rumah yang cukup besar karir saya di kantor terus naik dan bisnis lancar terus”

Mungkin seorang ibu berkata,

“saya sudah bahagia sekarang, anak-anak saya semuanya sudah jadi, sudah berhasil semua, saya bangga, anak pertama wakil direktur di bank, anak kedua saya jadi koordinator umum di urusan pajak beacukai, anak ketiga saya menjadi hakim agung di kabupaten” (lebih…)

Suatu hari nanti….
Aku ingin berhenti dari begadang nonton TV dan main game sampai larut malam. Agar aku tidak terlambat untuk shalat Shubuh seperti yang biasa aku lakukan. Ah… tapi nantilah kapan-kapan saja aku memulainya…

Suatu hari nanti….
Aku ingin berhenti dari mengawali hariku dengan mendengarkan lagu-lagu sampah yang haram. Berhenti dari mendengarkannya dengan earphone ketika berangkat sekolah, bekerja, atau ketika nongkrong. Aku ingin hari-hariku diisi dengan hanya mendengarkan bacaan Al Qur’an yang bisa membuatku menangis, serta pelajaran agama dari para ustadz yang membuat imanku bertambah. Ah… tapi nanti kapan-kapan saja aku memulainya… (lebih…)